Selalu
tertarik dan selalu terlihat menarik untuk pembicaraan tentang membahas
dunia yang satu ini. Penasaran, antara percaya dan tidak percaya,
selalu begitu jika sudah masuk terlalu dalam kedalam pembahasannya.
Pernah suatu hari di tahun 2003, dimana saya baru merasakan bangku
sekolah menengah pertama. Sekolah yang bisa dibilang mewah di daerah
dimana saya dan keluarga saya tinggal pada lingkungan yang baru. Ya..
pada saat saya pertama kali masuk SMP keluarga saya pindah rumah di
daerah Tambun, Bekasi. Tempat yang saat itu masih terasa sepi dan asing
sekali buat saya dibandingkan dengan letak rumah kami yang lama yang
menurut saya cukup strategis. Mungkin karena
ibu saya yang ingin tinggal dekat dengan nenek saya yang memang
sebelumnya sudah tinggal di daerah tambun, maka dari itu keluarga kami
memutuskan untuk pindah rumah ke daerah tersebut. Dan akhirnya setelah 2
tahun berjalan saya pun mulai menikmati tinggal di lingkungan yang baru
ini..
SMP Jaya
Suti Abadi, sekilas melihatnya memang agak unik. Sekolah ini lah yang
menjadi pilihan terakhir dimana saya akan mengemban ilmu selama menjadi
pelajar sekolah menengah pertama. Selain karena dekat dari rumah, juga
karena hanya sekolah menengah pertama ini lah satu-satunya sekolah yang
keluarga saya ketahui di daerah lingkungan kami yang baru. Saat pertama
masuk ke dalam kelas sebagaimana umumnya murid kelas satu yang masih
asing dengan keadaan sekolah, saya pun mulai mencari teman untuk sekedar
mengobrol. Saya mempunyai salah satu teman wanita yang bernama Wulan.
Kurus, tinggi, dan pendiam itu pasti kesan pertama orang yang melihat
Wulan. Suatu hari saat pelajaran olahraga dimana kegiatan tersebut pasti
dilakukan di luar kelas, saya tidak melihat Wulan. Dan belakangan saya
ketahui kalau dia ada di dalam kelas. Mungkin sedang tidak enak badan..
Dan tidak ada yang aneh selama masa kelas satu saya di bangku sekolah
menengah pertama. Semuanya berjalan normal. Tidak sampai suatu hari.
Ini adalah
tahun kedua dimana saya kembali mendapatkan kelas yang sama bersama
dengan Wulan. Kalau saya tidak lupa saat itu sedang dalam pelajaran
bahasa inggris. Tiba-tiba saya dikagetkan dengan suara dorongan meja
yang sangat keras yang berasal tepat di depan saya dimana itu adalah
tempat Wulan duduk. Serentak seluruh isi kelas menjadi ramai dan kacau.
Ternyata setelah saya ketahui dari salah seorang guru saya kalau Wulan
sedang mengalami yang namanya kesurupan. Dan memang saya perhatikan
selama dalam pelajaran bahasa inggris tadi Wulan seakan tidak fokus dan
hanya diam. Bahkan sempat saya mencoba untuk mengajaknya berbicara, dan
respon yang saya dapat adalah sama. Wulan hanya diam. Mungkin ada yang
sedang mengganggunya sehingga dia bersikap seperti itu. Dan yang saya
lihat sekarang Wulan hanya mengamuk berrteriak-teriak sambil sesekali
menangis. Saya kaget, bingung, sekaligus merasa ketakutan didukung oleh
suasana yang hari itu sudah memasuki sore hari ditambah dengan gerimis.
Setelah Wulan berhasil ditenangkan ternyata masalah belum selesai sampai
disitu. Teman saya yang lain, dimana tempat duduknya jauh dari Wulan
(Wulan di pojok belakang, teman saya yang lain di pojok depan) juga
mengalami kesurupan. Dia mengamuk berteriak-teriak dan sesekali
menangis. Bahkan seakan-akan kejadian kesurupan ini menular dalam satu
kelas. Sudah ada 3 orang yang mengalami kejadian yang sama. Dan entah
saya lupa, saat itu sudah mencapai lebih dari 3 orang yang mengamuk
berteriak-teriak dan sesekali menangis. Kelas saya mengalami kesurupan
massal. Apakah ada yang salah dengan sekolah menengah pertama ini? Tidak
ada seorang pun dari saya dan teman-teman saya yang mengetahui kenapa
bisa terjadi kejadian sepert itu.. Mungkin hanya pihak sekolah saja yang
paham.
Setelah
semua reda dan berhasil ditenangkan, saatnya saya dan teman yang lain
untuk pulang. Rasa penasaran yang sudah dari tadi mengganggu pun
langsung saya keluarkan. Saya bertanya pada Wulan kenapa dia bisa
seperti tadi, apakah ada yang dia ingat selama dia mengalami kesurupan.
Dia pun tak sungkan bercerita kepada saya dan teman-teman yang lain yang
rasa penasarannya tidak kalah dari saya. Ternyata selama pelajaran
bahasa inggris berlangsung dia melihat sosok berjubah hitam yang dimana
jubahnya itu juga menutupi kepalanya. Dia berdiri di pojok belakang dan
matanya menatap lurus ke arah teman saya Wulan. Wulan hanya bisa terdiam
saat itu, dan entah kenapa dia tidak ingat lagi kejadian setelah itu,
yang dimana kejadiannya adalah saat Wulan mengamuk berteriak-teriak dan
sesekali menangis. Saya dan teman-teman yang lain hanya bisa merasakan
antara percaya dan tidak percaya. Saat itu di dalam angkutan umum
keadaan sekitar menjadi semakin kaku dan dipenuhi tanda tanya atas apa
yang kami lalui beberapa jam yang lalu. Sampai akhirnya Wulan memberi
tahu sebuah kabar yang menurut saya sangat tidak bagus. Dia mengatakan
kalau si jubah hitam sedang mengikuti dia dengan melayang di belakang
angkutan umum yang saya dan teman-teman saya naiki. Sejujurnya bagi saya
ini sangat menarik, membuat penasaran, dan saya ingin menggali lebih
dalam informasi tentang jubah hitam itu. Siapa dia, mau apa dengan
Wulan, apa ada sebuah urusan penting yang dia ingin sampaikan pada teman
saya Wulan?.
Entah saya
orang yang beruntung atau tidak beruntung karena tidak bisa langsung
berhadapan dengan dunia yang beda itu. Mungkin Tuhan memang tidak
mengijinkan saya untuk dapat berkomunikasi, melihat, dan merasakan
adanya kehadiran ‘mereka’. Ada rasa kecewa sedikit sekaligus rasa
mensyukuri. Tetapi rasa penasaran ini cukup terbayar dari cerita
pengalaman seorang teman, membaca blog, dan browsing segalanya tentang
dunia yang beda itu. Dan sampai saat ini pun saya masih tertarik tentang
hal yang berbau mistis dan pembahasannya selalu terlihat menarik bagi
saya. Ada kepuasan tersendiri mengetahui apa yang ada di dunia lain dan
selalu ada topik menarik untuk dibahas lebih dalam lagi. Jika ada yang
ingin berbagi tentang pengalaman lain tersebut, saya bersedia menjadi
pendengar yang baik
No comments:
Post a Comment