“menangislah… bila harus menangis… karena kita semua manusia…”
Salah satu
petikan dari lagu dewa diatas pun menjelaskan bahwa menangis itu adalah
manusiawi. Mungkin bagi sebagian orang mengartikan bahwa menangis itu
adalah pertanda jiwa yang lemah, khususnya untuk para pria. Bagi saya,
menangis tidak hanya akan terjadi saat jiwa kita lemah saja. Bahkan
dalam suatu moment dimana saya sedang dalam sebuah kebahagiaan
besar sehingga sepatah kata pun tidak dapat keluar dari mulut saya
karena bahagia yang begitu besar, jalan keluar untuk merayakannya adalah
dengan menangis. Dengan begitu perasaan saya pun akan menjadi lebih
baik.
Saya pernah membaca sebuah kutipan,
“Menangis adalah tanda bahwa perasaan bermain. Maka dalam cinta, bersyukurlah bila ia menangis sesekali”
Ya,
cinta memang sebuah alasan yang paling besar bagi kebanyakan orang
dalam mewakili arti kata menangis. Khususnya untuk para wanita yang
sering tersakiti oleh cinta, mungkin dengan menangislah perasaan lebih
baik akan didapatkan. Meskipun banyak orang yang bilang hanya
membuang-buang waktu saja, namun bagi saya, jika dengan begitu perasaan
tersakiti akan lebih baik, kenapa tidak?.
Mungkin ada orang yang tidak terlalu suka mengumbar-umbar tangisan karena takut oleh omongan dari teman-temannya, istilahnya “jaim” lah. Untuk apa wajah tersenyum jika dalam hati menangis?, itu hanya akan menambah sakit diri sendiri.
Menangislah
bila harus menangis. Menangis jika perasaan sakit di hati sudah tidak
terbendung, dengan begitu berharap orang yang telah menyakiti sadar
bahwa perbuatannya telah membuat saya menangis, menangis tersakiti. Dan
menangis jika kebahagiaan besar datang, bagi saya itu adalah salah satu
wujud rasa bersyukur atas bahagia yang telah saya dapatkan.
Menangislah selagi halal.
Menangislah selama belum ada undang-undang yang menetapkan jika menangis akan masuk bui.
Menangislah jika dengan begitu perasaan akan terasa jauh lebih baik.
Menangislah jika perasaan tersakiti, buang topengmu.
Menangislah jika mulut tidak dapat mewakili sebuah kebahagiaan dengan sebuah kata.
Menangislah, bila memang harus menangis.
No comments:
Post a Comment